Kesalahan Ibu Seputar ASI Ekslusif

Seperti yang sudah didapati, bayi harus tercukupi keperluan ASI-nya sampai seribu hari pertama kehidupan. Ditambah lagi pemberian ASI Exclusive harus dikerjakan sepanjang 6 bulan untuk jamin kesehatan bayi yang maksimal. 

Tetapi beberapa ibu ada yang tidak meneruskan pemberian ASI eksklusif serta memberi susu formula pada bayi sebab salah paham kecil masalah ASI. Diantaranya merasakan jumlahnya ASI yang keluar termasuk dikit hingga takut keperluan si kecil tidak tercukupi. 

"Terkadang ada salah pengertian juga. Merasakan ASI-nya dikit sepertinya anaknya tidak cukup walau sebenarnya kan keperluan bayi memang beda-beda. Mungkin bayi orang keliatannya kok sangat banyak butuhnya serta merasakan bayi sendiri kurang," jelas Ardhianti, SKM, MPH, Perencana Muda Direktorat Gizi serta Kesehatan Bapennas, waktu didapati detikHealth pada Kamis (1/8/2019). 

Beberapa hal semacam itu, menurut pandangan Ardhianti yang harusnya ditanyakan ke konselor ASI, bidan, atau tenaga kesehatan lain supaya betul-betul mendapatkan info terutamanya tentang keperluan konsumsi ASI pada bayinya. 

"Jadi ASI yang keluar dikit belum pasti kurang untuk bayi," katanya. 

Diluar itu yang sangat penting serta harus disosialisasikan dengan meluas ialah tehnik IMD atau inisiasi menyusui awal. Jadi sesudah ibu melahirkan, bayinya harus ditempatkan langsung di dada sang ibu agar bayi terbiasa untuk cari sumber ASI. Proses dari IMD yang sukses memastikan pemberian ASI eksklusif. 

"Terkadang jika belum keluar di stop proses IMD-nya sebab menganggap ASI-nya belum keluar. Walau sebenarnya memang proses di antara pelekatannya yang tidak baik. Nah beberapa hal tehnis semacam itu yang mungkin dapat dibantu oleh tenaga kesehatan," tutur Ardhianti. 

Simak juga: Bappenas: Baru 37,3 % Bayi yang Bisa ASI Eksklusif Baca Video "Bunda, ASI Eksklusif Dapat Jagalah Anak dari Kanker Darah" [Gambas:Video 20detik] (kna/up) asi eksklusif kesehatan bayi air susu ibu tumbuh kembang bayi tumbuh kembang anak